Kamis, Juli 22, 2010

Semantik

oleh Nining khairunissa

Semantik dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani ‘sema’ (kata benda) yang berarti ‘tanda’ atau ‘lambang’. Kata kerjanya adalah‘semaino’ yang berarti ‘menandai’atau ‘melambangkan’. Yang dimaksud tanda atau lambang disini adalah tanda-tanda linguistik (Perancis : signé linguistique). Menurut Ferdinan de Saussure (1966), tanda lingustik terdiri dari : 1) Komponen yang menggantikan, yang berwujud bunyi bahasa. 2) Komponen yang diartikan atau makna dari komopnen pertama. Kedua komponen ini adalah tanda atau lambang, dan sedangkan yang ditandai atau dilambangkan adaah sesuatu yang berada di luar bahasa, atau yang lazim disebut sebagai referent / acuan / hal yang ditunjuk.

Jadi, Ilmu Semantik adalah :

Ilmu yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang ditandainya.

Ilmu tentang makna atau arti.

A. Batasan Ilmu Semantik

Istilah Semantik lebih umum digunakan dalam studi ingustik daripada istilah untuk ilmu makna lainnya,seperti Semiotika, semiologi, semasiologi, sememik, dan semik. Ini dikarenakan istilah-istilah yang lainnya itu mempunyai cakupan objek yang cukup luas, yakni mencakup makna tanda atau lambang pada umumnya. Termasuk tanda lalulintas, morse, tanda matematika, dan juga tanda-tanda yang lain sedangkan batasan cakupan dari semantik adalah makna atau arti yang berkenaan dengan bahasa sebagai alat komunikasi verbal.

B. Hubungan Semantik dengan Tataran Ilmu Sosial lain

Berlainan dengan tataran analisis bahasa lain, semantik adalah cabang imu linguistik yang memiliki hubungan dengan Imu Sosial, seperti sosiologi dan antropologi. Bahkan juga dengan filsafat dan psikologi.

1. Semantik dan Sosiologi

Semantik berhubungan dengan sosiologi dikarenakan seringnya dijumpai kenyataan bahwa penggunaan kata tertentu untuk mengatakan sesuatu dapat menandai identitas kelompok penuturnya.

Contohnya :

Penggunaan / pemilihan kata ‘cewek’ atau ‘wanita’, akan dapat menunjukkan

identitas kelompok penuturnya.

Kata ‘cewek’ identik dengan kelompok anak muda, sedangkan kata ‘wanita’ terkesan lebih sopan, dan identik dengan kelompok orang tua yang mengedepankan kesopanan.

2. Semantik dan Antropologi.

Semantik dianggap berkepentingan dengan antropologi dikarenakan analisis makna pada sebuah bahasa, menalui pilihan kata yang dipakai penuturnya, akan dapat menjanjikan klasifikasi praktis tentang kehidupan budaya penuturnya.

Contohnya :

Penggunaan / pemilihan kata ‘ngelih’ atau ‘lesu’ yang sama-sama berarti ‘lapar’ dapat

mencerminkan budaya penuturnya. Karena kata ‘ngelih’ adalah sebutan untuk ‘lapar’ bagi masyarakat Jogjakarta. Sedangkan kata ‘lesu’ adalah sebutan untuk ‘lapar’ bagi masyarakat daerah Jombang.

Semantik Dalam Studi Linguistik

1. Aristoteles (384 – 322 SM)

Kata adalah satuan terkecil yang mengandung makna. Yaitu (1) makna yang hadir dari kata itu sendiri secara otonom (makna leksikal), dan (2) makna yang hadir akibat proses gramatika (makna gramatikal). (Ullman 1977:3)

2. Plato (429 – 347 SM)

Bunyi-bunyi bahasa secara implicit mengandung makna tertentu. Memang ada perbedaan pendapat antara Plato dan Aristoteles. Pato mempercayai tentang adanya hubungan berarti antara kata (bunyi-bunyi bahasa) dengan referent nya. Sedangkan Aristoteles, berpendapat bahwa hubungan antara bentuk dan arti kata adalah soal perjanjian antar pemakainya (Moulton 1976 : 3).

3. C. Chr. Reisig (1825) Konsep baru mengenai gramatika :

Gramatika terdiri dari tiga unsure utama, yaitu :

a) Semasiologi – studi tentang tanda

b) Sintaksis – studi tentang susunan kalimat

c) Etimologi – studi tentang asal usul kata,perubahan bentuk kata, dan perubahan makna.

4. Michel Breal (akhir abad XIX)

Dalam karangannya, Essai de Semantique, telah menggunakan istilah semantik. Dan menyebutnya sebagai suatu bidang ilmu yang baru.

5. Ferdinand de Saussure

Dalam bukunya Cours de Linguistique Generale (1916). “studi lingustik harus difokuskan pada keberadaan bahasa pada waktu tertentu. Pendekatannya harus sinkronis, dan studinya harus deskriptif”. De Saussure juga mengajukan konsepsigné (tanda) untuk menunjukkan hubungan antara signifi (yang ditandai) dan signifiant (yang menandai).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar